Yang Harus Diketahui Seputar BIOS


Berikut ini adalah lima hal penting yang perlu diketahui seputar BIOS. Kemungkinan sebagian besar dari Anda tidak akan mengalami hal ini. Ini dibahas hanya untuk berjaga-jaga. Sekiranya di antara hal berikut ini terjadi dengan PC Anda, Anda telah mengetahui apa yang terjadi dan apa yang harus Anda lakukan.
1.       Clear CMOS saat instalasi motherboard baru.
Pertanyaan: Perlukah melakukan clear CMOS sebelum menginstalasi motherboard baru?
Jawab: Walaupun dalam banyak kasus sama sekali tidak perlu dilakukan, namun hal ini sangat direkomendasikan untuk dilakukan sebelum menginstalasi komponen pada sebuah motherboard baru guna menjaga kompatibilitas komponen hardware yang akan diinstalasi dengan motherboard. Ada kemungkinan bahwa komponen hardware yang digunakan pada maasa pengujian QA (Quality Assurance) berbeda. Masalah inkompatibilitas dapat saja terjadi, terutama pada setting CPU dan beberapa komponen pendukung lainnya.
2.       Proses tidak sempurna pada saat update BIOS.
Pertanyaan: Apa yang harus dilakukan sekiranya saat dilakukan update BIOS tiba-tiba sistem crash atau listrik padam?
Jawab: Inilah yang paling ditakuti selama proses update BIOS. Musibah bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Yang harus dilakukan jika hal ini terjadi adalah sebagai berikut:
Lakukan clear CMOS secepatnya. Sekiranya sistem hang, sebelum mematikan ataupun melakukan reset, pindahkan jumper ke posisi clear CMOS. Tindakan ini semacam proses undo pada beberapa aplikasi, dengan harapan EEPROM pada BIOS akan kembali ke BIOS semula.
Kecuali motherboard Anda dilengkapi dengan BIOS back-up, Anda dapat dengan mudah melakukan restore BIOS utama dengan mengandalkan BIOS backup yang tersedia pada motherboard Anda.
3.       PC gagal melakukan proses booting.
Pertanyaan: Sesekali sistem mengalami gagal boot setelah sistem dimatikan secara keseluruhan (cabut kabel AC, switch off pada PSU). Apa penyebab dan bagaimana mengatasinya?
Jawab: Jika PC direncanakan tidak akan digunakan dalam waktu yang lama, sebaiknya catuan power AC ke PC dicabut. Minimal switch PSU di dalam posisi Off. Bila setelah itu PC mengalami gagal boot, hal itu terjadi karena belum meratanya catuan daya ke seluruh komponen PC, termasuk BIOS. Ini yang menyebabkan proses boot gagal dilakukan dengan sempurna. Gejalanya adalah, PC menyala namun tidak melanjutkan proses boot, bahkan bunyi POST code tidak terdengar.
Yang perlu dilakukan sederhana, yaitu tenggang waktu setelah melakukan penyambungan ulang power AC (kurang lebih 30 detik). Ini untuk memastikan PSU sudah beroperasi secara optimal.
Memastikan tegangan listrik juga dapat membantu menyelesaikan masalah ini. Demikian juga dengan pemilihan PSU yang lebih berkualitas pada PC Anda.
4.       Perlukah update BIOS?
Pertanyaan: Pada situs resmi produsen motherboard tersedia update BIOS. Perlukah melakukan update dengan BIOS versi terbaru?
Jawab: Alasan yang paling tepat untuk munculnya kebutuhan update BIOS adalah saat menambahkan kompatibilitas untuk sebuah komponen yang terpasang. Seperti harddisk ukuran 200 GB, CPU terbaru sering membutuhkan update BIOS agar dapat berjalan dengan sempurna.
Juga tidak disarankan untuk melakukan update BIOS dengan alasan memperbaiki salah satu software bug dari BIOS. Hal ini sangat jarang terjadi, terkecuali dinyatakan secara khusus.
Atau, dalam versi BIOS yang digunakan terdapat banyak bug yang mengganggu. Update BIOS dengan alasan selain itu memang tidak ada salahnya. Namun kemungkinan besar itu hanya akan membuang waktu.
5.       Setting BIOS tidak tersimpan pada CMOS.
Pertanyaan: Mengapa CMOS tidak menyimpan setting BIOS?
Jawab: Ada dua kemungkinan. Perhatikan POST yang diberikan saat booting. Jika pesan yang diberikan semacam ini, “CMOS checksum invalid” atau “Invalid configuration, run Setup”, maka penjelasannya sangat sederhana. CMOS tidak dapat menyimpan setting BIOS karena kekurangan daya. Jadi yang perlu dilakukan hanyalah mengganti baterai CMOS dengan yang baru. Kebanyakan bertipe CR2032. Baterai ini relatif mudah didapatkan, tidak hanya tersedia pada toko komputer.
Kemungkinan kedua, hal itu terjadi karena kesalahan setting. Beberapa motherboard menyediakan jumper clear password (CLR_PWD) yang dapat menyebabkan setting BIOS tidak dapat tersimpan. Untuk detail yang satu ini ada baiknya untuk membuka-buka buku manual motherboard Anda.